Headlines News :
Home » » Endah Emawati, Mahir Berakrobat

Endah Emawati, Mahir Berakrobat

Written By Apa Kabar Unesa on Jumat, 06 April 2012 | 22.04

“Perlu mahir berakrobat untuk menjalani dua aktivitas,” tutur Endah Emawati. Diakuinya selama menempuh studi, dia harus benar-benar pintar membagi waktu agar pekerjaan dan kuliahnya dapat berjalan lancar. Kini perjuangannya menyelesaikan studi S-2 terbayar sudah. Wanita yang berprofesi sebagai editor ini meraih IPK tertinggi 3,70.
Faktor lingkungan telah mendorong editor Harian Surya itu terus belajar. Teman-temannya selalu memberikan semangat. Menurutnya, butuh tiga kali lipat usaha  agar tidak ‘malu-maluin’ ketika berbicara dengan para dosen dan guru senior. Lebih jauh, usaha Redaktur Pelaksana Tabloid Anak Hoplaa tahun 1994-2000 itu, menuntut dirinya untuk tegas, dan membiaskan diri bekerja dengan target waktu dan hasil. Target waktu jangka pendeknya, menyelesaikan tugas sebelum batas terakhir. Target itulah, motivasinya lulus dalam waktu empat semester, “jika ada kesempatan, saya ingin melanjutkan studi, yang pasti semua itu indah pada waktunya” ungkapnya.
    Tesis berjudul “Petualangan dalam Cerita Anak “Serial Sandi” dan “Serial Anak-anak Leuser” karya Dwianto Setyawan” yang dipilihnya. Menurutnya, cerita anak ikut menjadi dasar pertumbuhan anak. Melalui, cerita anak, orang dewasa dapat menyampaikan pesan dengan cara yang menyenangkan. Sayangnya, cerita anak yang dibuat orang dewasa biasanya membosankan karena sarat nasihat. Seyogyanya cerita anak dibuat dengan mengikuti karakter anak sehingga pembaca akan terbawa dalam kisah itu. Tanpa nasihat berpanjang-panjang, anak akan memahami pesan melalui para tokoh dan jalinan cerita.
Menurutnya, Anak butuh petualangan yang mendorong imajinasinya. Petualangan menjadi bagian penting dalam cerita anak. Dalam petualangan terselip nilai pendidikan dan nilai personal. Serial Sandi dan Serial Anak-anak Leuser karya Dwianto Setyawan mewakili petualangan, imajinasi, rasa ingin tahu, dan kisah mendebarkan. “Menariknya, Dwianto mengambil latar belakang situs sejarah di Jawa Timur dan Kalimantan serta taman ekowisata Hutan Leuser di Aceh. Lokasi itu tidak sekadar ditempelkan, tetapi juga menjadi bagian dari cerita,”  jelasnya. 
Penulis sekitar 200 cerita anak itu mengaku memahami dunia anak. Karya-karyanya pernah diterbitkan Edumasa dan Edumedia. Cerita anak Poksai Biru milikinya mendapat penghargaan tingkat nasional Adikarya IKAPI tahun 2000. (Ayu) 
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2011. Apa Kabar Unesa - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger