Headlines News :
Home » » Dina Hanif Mufidah: Makin Tertantang untuk Belajar

Dina Hanif Mufidah: Makin Tertantang untuk Belajar

Written By Apa Kabar Unesa on Jumat, 30 Maret 2012 | 00.01

Prestasi membanggakan ditore­hkan alumni Universitas Negeri Surabaya. Dina Hanif Mufidah terpilih mewakili Indonesia dalam ajang Amazing Mind 2012 di Da Nang, Vietnam, Februari lalu. Banyak hal menarik yang didapat Dina kala menjadi perwakilan dalam ajang konferensi internasional bagi guru-guru bahasa Inggris tersebut. Selain lebih banyak mengenal socio cultural negara-negara Asean, sebagai pendidik ia semakin tertantang untuk be­lajar dan terus belajar.

Ditemui usai mengikuti ujian su­sulan UKA (Uji Kompetisi Awal) di gedung Lem­baga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Ketintang Wiyata beberapa waktu lalu, perempuan yang kini mengajar di SD Muhammadiyah Gresik Kota Baru (GKB) memaparkan banyak hal terkait ke­ikutsertaannya mewakili Indonesia dalam ajang Amazing Mind 2012.

Dina memaparkan bahwa pada awal­nya ia sama sekali tak menyangka bisa ter­pilih menjadi salah satu peserta yang berhak mewakili Indonesia dalam ajang in­ternasional. Semua itu bermula dari keikutsertaannya dalam seleksi guru Bahasa Ing­gris yang diadakan oleh Pearson, sebuah lembaga pendidikan yang bermarkas di Ing­gris beberapa bulan lalu. Para guru terbaik yang terpilih itulah yang akan mewakili ti­ap negara untuk bertemu dalam sebuah kon­ferensi bagi guru-guru Bahasa Inggris. “Ke­betulan tahun 2012 ini, Amazing Mind di­a­da­kan di Da Nang, Vietnam,” papar Dina.

Untuk bisa mengikuti Amazing Mind, lan­jut Dina, seleksinya cukup ketat. Selain pi­hak Pearson mencari sendiri, peserta diseleksi me­lalui pengiriman karya. Seleksi dilakukan tidak hanya jenjang SD, tetapi hingga Per­guruan Tinggi. “Seleksi masing-masing jen­jang tentu berbeda. Untuk seleksi bagi gu­ru SD lombanya bernama Story Telling for Primary Teacher. Alhadulillah pada katagori itu saya terpilih menjadi juara pertama me­lalui dongeng Winne the Witch and the Burglar,” jelasnya.

Dina menambahkan, sebenarnya me­tode mendongeng yang diusungnya ter­bilang kalah canggih dari segi teknologi karena peserta lain sudah menggunakan pe­rangkat komputer yang canggih. Namun, mungkin karena ia menyampaikan dongeng itu dengan gaya bertutur dipadu gerak tea­terikal sehingga mampu membuat juri hanyut dalam cerita tersebut. “Alhamdulillah, sa­ya berhasil mendapat juara pertama pada kom­petisi Pearson Story Telling for Primery Teacher,” ungkap perempuan yang memang ho­bi mendongeng ini.
Winne the Witch and the Burglar ini men­ceritakan perjuangan sang penyihir yang tidak pernah menyerah dalam mempelajari ilmu sihir baru meski berkali-kali gagal. Pesan yang disampaikan dalam cerita tersebut ada­lah sebuah ajakan agar para siswa selalu ber­semangat dalam belajar dan tidak pernah pu­tus asa karena suatu saat akan ada hasil yang diraih.

Menambah Wawasan

Mengikuti ajang internasional sema­cam Amazing Mind bagi Dina merupakan ke­banggaan tersendiri. Dari ajang seperti ini, Dina mengaku dapat memperkaya kha­sanah dirinya dengan pengetahuan dan pengalaman, sekaligus menjadi wakil In­do­nesia dan membawa nama bangsa di ajang internasional. 

“Banyak hal yang bisa saya pelajari dari ajang internasional ini. Kami bisa saling me­ngenal kultur sosial masing-masing negara peserta serta perkembangan pen­di­dikan di masing-masing negara. Yang paling mem­buat saya makin termotivasi adalah se­mangat untuk terus belajar dan belajar,” tegasnya.

Dina menyayangkan masih ba­nyak­nya guru yang belum sadar betul dengan pro­fesinya sehingga kerap dijumpai banyak guru yang masih asal-asalan dan belum to­tal dalam menjalankan perannya sebagai pen­didik sekaligus pengajar. Padahal, guru ada­lah sumber motivasi bagi anak didiknya. Bagaimana anak-anak bisa belajar sesuatu jika tak banyak motivasi yang didapat dari sang guru.  Karena itulah, Dina bertekad untuk semakin total dalam menjalankan perannya sebagai guru. 

Di Vietnam, Dina tidak lagi diminta mendongeng karena mendongeng hanya teknik seleksi saja. Dalam Amazing Mind 2012 di Vietnam itu, para peserta saling presentasi dengan peserta dari negara lain tentang metode pembelajaran Bahasa Inggris yang paling tepat yang dimiliki. Sehingga bila memang itu dianggap tepat, bisa digunakan peserta lain di negaranya masing-masing.

Pearson Story Telling for Primery Tea­cher merupakan kompetisi bagi para guru mu­lai jenjang SD hingga Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pearson, sebuah lem­baga penerbitan dan pembelajaran ba­hasa Inggris yang berpusat di Inggris. Sa­lah satu tujuannya adalah mencari teknik pe­ngajaran Bahasa Inggris yang tepat bagi siswa. (sir/man)
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2011. Apa Kabar Unesa - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger